Ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu Industrialisai dan
Kemisikinan.
Bahasan pertama...
INDUSTRIALISASI
Definisi kata industrialisasi berasal dari kata dasar
industri yang artinya adalah kelompok bisnis tertentu yang memiliki teknik dan
metode yang sama dalam menghasilkan laba. Misalnya industri musik, industri
mobil, atau industri hiburan dan lain-lain.
Menurut Dawam Rahardjo industrialisasi adalah suatu
keniscayaan karena proses ini dianggap sebagai sebuah kunci ke arah kemakmuran
yang didambakan oleh setiap bangsa serta dapat dianggap sebagai salah satu
jalan yang penting dalam mencapai kemakmuran.
Dapat dikatakan bahwa Industrialisasi adalah suatu proses
menciptakan interaksi para pihak yang memiliki kepentingan ekonomis yang sama
terhadap suatu siklus rantai nilai. Proses ini dapat terjadi secara alamiah
maupun disengaja. Secara alamiah, pemicu proses industrialisasi adalah pasar.
Tujuan industrialisasi antara lain :
1. Memperluas lapangan kerja
2. Menambah devisa Negara
3. Memanfaatkan potensi sumber daya alam maupun sumberdaya
manusia
4. Menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa
menjadi lebih cepat.
Strategi Industrialisasi
Dalam melaksanakan industrialisasi, ada dua pilihan strategi
yaitu : strategi substitusi impor dan strategi promosi ekspor.
Strategi substitusi impor sering disebut juga dengan inward-looking. Strategi ini lebih menekankan pada
pengembangan industri yang berorientasi kepada pasar domestik. Dengan kata lain strategi ini adalah
industri domestik yang membuat barang-barang menggantikan impor, sedangkan
strategi promosi ekspor lebih berorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan
industri di dalam negeri.
KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan.
Banyak orang menyebutkan "Banyak warga negara yang hidup di bawah garis kemiskinan", sebenernya sama atau tidak yah dengan kata kemisikinan ? apa mungkin kemiskinan juga ada tingkatannya ?
Definisi garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh
setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan dan kebutuhan
non-makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan,
transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya.
Kemiskinan pada umumnya didefinisikan dari segi pendapatan
dalam bentuk uang ditambah dengan keuntungan-keuntunan non-material yang
diterima oleh seseorang. Secara luas kemiskinan meliputi kekurangan atau tidak
memiliki pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk, kekurangan transportasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Jadi intinya kemiskinan merupakan gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan
pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan
dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan
dasar.
Lain halnya dengan kebutuhan sosial dan keterkucilan
sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan,
karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi
pada bidang ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang
memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian
politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Contoh Hubungan Industrialisasi dengan Kemiskinan Di
Indonesia
Di Indonesia, Tulus Tambunan (2001, h-108) mencatat adanya
proses industrialisasi dimulai dari tahun 1969 dan berhasil mengangkat tingkat
pendapatan per kapita di atas US$ 1.000 per tahun dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi 7% pada saat penduduk 200 jutaan. Namun saat tulisan ini dibuat,
keadaan menurun jauh, hingga diperkirakan income perkapita hanya 650 US$ dengan
pertumbuhan ekonomi di bawah 4% dan jumlah penduduk hampir 210 juta. Yudo
Swasono mencatat bahwa setelah krisis ekonomi yang terjadi pada periode
1982-1986, pada waktu itu pertumbuhan hanya 5%.
Selanjutnya dengan proses industrialisasi pertumbuhan
meningkat dan berhasil recovery (pulih kembali), hingga tumbuh tahun 1989 ialah
7,5%, tahun 1991 mencapai 6,6% dan pada akhir Repelita X, atau akhir
Pembangunan Jangka Panjang II akan tumbuh dengan rata-rata 8,7%. Namun
perkiraan ini meleset jauh, sebab mulai 1997 terjadi krisis moneter yang
berlanjut hingga riset ini ditulis, ternyata kondisi itu masih belum pulih.
Industrialisasi yang berkembang di era sekarang ini menyedot
begitu banyak tenaga kerja. Hal ini telah merubah alur pendistribusian tenaga
kerja dari sektor non industri menuju sektor industri.
Hal ini juga berdampak pada pendapatan yang diperoleh oleh
tenaga kerja tersebut. Dengan kata lain secara tidak langsung industrialisasi
telah mempengaruhi tingkat kemiskinan.
Namun ternyata perekonomian Indonesia masih sangat tegantung
pada sumber daya alam (pertanian, hasil hutan, perkebunan, pariwisata,
pertambangan, dan sebagainya). Di pihak lain, tingkat pendapatan masyarakat
umumnya masih rendah. Oleh karena itu, tingkat kesejahteraan (dan usaha
penanggulangan kemiskinan) Indonesia menjadi sangat dipengaruhi oleh perubahan
kualitas lingkungan.
Bila ditinjau lebih mendalam, terlihat ada hubungan yang
saling mempengaruhi antara industrialisasi, kemiskinan dan sumber daya alam. Industrialisasi
mempengaruhi kemiskinan melalui tingkat pendapatan yang diberikan sektor
industri. Kemiskinan mempengaruhi tinggkat penggunaan sumberdaya alam dan
proses konservasi sumber daya alam serta lingkungan hidup. Sumber daya alam
merupakan sebagai bahan baku dalam Industrialisasi . Hubungan ini terlihat pada
diagram berikut.
Selain itu industrialisasi memberikan dampak pula pada
tingkat kesehatan yang mempengaruhi jumlah natalitas dan mortalitas penduduk.
Dengan kata lain industrialisasi juga mempengaruhi jumlah penduduk sehingga
membentuk hubungan sesuai diagram berikut.
Dengan berkembangnya jumlah penduduk, perekonomian harus
lebih banyak menyediakan barang dan jasa yang merupakan hasil dari
industrialisasi. Peningkatan produksi barang dan jasa menuntut lebih banyak
produksi barang SDA yang harus digali dan semakin menipisnya SDA dan akhirnya
pencemaran lingkungan semakin meningkat.
Ada hubungan yang positif antara jumlah dan kuantitas barang
sumberdaya dan pertumbuhan ekonomi, tetapi sebaliknya ada hubungan negatif
antara pertumbuhan ekonomi dan tersedianya sumberdaya alam yang ada di dalam
bumi. Di samping itu dengan pembangunan ekonomi yang cepat yang dibarengi
dengan pembangunan pabrik sebagai bentuk industrialisasi akan meningkatkan
pencemaran lingkungan.
Peningkatan pencemaran lingkungan akan mempersempit lapangan
kerja sehingga menimbulkan pengangguran dan berujung pada persoalan kemiskinan.
Hubungan itu terus berlangsung dengan pola saling mempengaruhi satu sama
lainnya dimana untuk memperbaiki salah satu diantaranya maka harus memperbaiki
keseluruhan bagian. Misalnya dalam penanganan pembrantasan kemiskinan maka
permasalahan industrialisasi dan sumber daya alam juga harus menjadi fokus
penanganan dalam proses tersebut.
No comments:
Post a Comment